Wednesday, July 19, 2006

Puisi tentang Bu Guru

Seorang murid istri saya namanya Nurul, menuliskan puisi ini ketika di dalam kelas:

Di pagi hari yang seharusnya bersantai
Engkau masuk sekolah dan mengajar..

Di siang hari yang seharusnya untuk istirahat
Engkau masih ada di sekolah..

Ohh..betapa besar jasamu
Tak sebanding dengan gajimu

Tadi malam jam 23.00 ketika istri saya menyodorkan puisi ini, spontan saja rasa capek habis rewang di tempat Ibu (acara pembubaran panitia pernikahan mbak ipar) terasa tak berarti. Gile, puisi yang ditulis oleh bocah yang baru 2 hari menginjak di kelas 2 benar2 'menyentuh'.

Silakan define arti Anda sendiri tentang 'menyentuh' tadi itu. ;) Saya dan istri saya meluangkan beberapa saat untuk ngobrol ringan, kok bisa2nya yo Nurul menulis itu. Tidak lama sih ngbrolnya, karena kami harus bangun pagi2 seperti biasanya. Kami baru tidur jam 24.00 dan baru bangun jam 05.00. (telat setengah jam dari kesepakatan bersama)

Sekolahnya memang tergolong "unik" (alias muahal!). Murid2-nya pun gak mau kalah. Dita, seorang murid kelas 4 (baru saja naik kelas 5), tidak pernah percaya bahwa Bu Astri sudah menikah. Alih2 percaya dengan pembenaran dari guru2 baru (yang ada di TKP waktu itu), Dita malah balik menuduh semuanya telah bersepakat (konspirasi) untuk melakukan kebohongan demi membantu Bu Astri. Saya kaget lho pas diceritani itu! Konspirasi?! Ini pasti pengaruh dari tontonan sinetron2 remaja di TV. Kacau. Ha4x.

Saya terhibur dengan cerita-cerita unik dari murid2 istri saya ini. Haha. Hm.. somehow, mungkin dunia anak memang mengagumkan ya. :)

2 comments:

Anjar Priandoyo said...

wah mas awal, senangnya yang punya istri guru ;)

gandhosatos said...

walah Wal, la nek muridku ndableg kabeh kie, sampek Pak Gurune wae ditantang jak gelut je huehehehe...

(koyo nom2anku biyen wes)


Tompel, Magetan.