Friday, June 02, 2006

Hikmah Musibah Gempa (oleh: Aa Gym)

SAUDARAKU yang budiman, tentu banyak hikmah di balik gempa bumi yang telah terjadi. Adanya bencana tentu dapat pula merupakan teguran dari Allah SWT kepada hamba-Nya, sebagaimana firman Allah dalam (QS Al Hadiid [57]: 22), “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

Akibat dari bencana ini, tentu sahabat-sahabat ada yang berduka kehilangan sanak-saudaranya maupun harta benda. Kepada yang keluarganya telah wafat terkena musibah, tentu kita bisa merasakan kepedihan itu. Tetapi di saat yang sama kita harus mampu mengobati jiwa kita. Bahwa kematian itu adalah milik Allah, Allahlah yang menciptakan makhluk, Allah juga yang satu-satunya mematikan makhluknya. Dan kematian tidak akan tertukar waktunya. Allah berfirman dalam (QS Ali -Imran [03] : 185), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Setiap makhluk yang bernyawa, pasti merasakan maut. Jikalau datang saatnya ajal tidak bisa dimundurkan atau dimajukan barang sesaat. Jadi kalau kita dapati saudara kita wafat, kita harus yakin saatnya dia wafat. Hanya Allahlah yang kuasa menghidupkan dan mematikan makhluk.

Mengapa ini penting kita ketahui? Supaya kita tidak larut dalam kesedihan. Artinya, wafatnya saudara kita, kita harus ridhlo, pasrah, sambil mengubah diri kita, menjadi lebih taat pada Allah.

Bagi sahabat-sahabatku yang terluka ataupun mendapatkan cobaan sedang sakit, semoga kita bisa berbaik sangka pada Allah. Sebab lewat ujian sakit itu justru dapat mengugurkan dosa-dosa kita. Tetap berbaik sangkalah pada Allah, sambil menyempurnakan ikhtiar.

Untuk sahabat-sahabat yang lolos dari bencana, bersyukurlah dan jangan sampai takabur. Sehingga jangan sampai kita merasa selamat karena kehebatan kita. Jangan sampai merasa semua terjadi karena kekuatan dan kecerdasan kita, apalagi jika dikaitkan dengan berbagai macam klenik, justru itu yang akan menjauhkan kita dari pertolongan Allah, karena satu-satunya keselamatan, hanyalah milik Allah penggenggam diri kita.

Saudara-saudaraku yang rumahnya hancur, hartanya sirna, tentu kita masih ingat rumus tukang parkir. Sebab tukang parkir akan selalu siap jika yang dijaganya akan diambil oleh pemiliknya. Karena itu kita harus melatih diri kita, bahwa semua milik Allah, mudah bagi Allah untuk mengambilnya kembali. Semuanya hanya titipan Allah. Semakin yakin bahwa semua hanya milik Allah, semakin ringan hidup yang sedang kita jalani. Hal ini dapat diketahui dari firman Allah dalam (QS At-Taghaabun [64] : 11), “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Selain itu bagi yang terkena musibah alangkah baiknya bersikap sabar, karena dalam Alquran, Allah SWT berjanji akan membahagiakan orang-orang yang sabar dan tangguh dalam mengarungi kesulitan hidup ini. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS Al-Baqarah [2]: 155-156).

Bagi sahabat-sahabat yang tidak terkena musibah, tentunya dapat mengambil hikmah bahwa berbagai bencana itu bisa terjadi tiba-tiba, seperti bencana yang terjadi ini, yang semula dipikirkan adalah bahaya bencana Gunung Merapi, akan tetapi justru gempa bumi tektoniklah yang terjadi. Karena itu kita harus sangat siap dengan berbagai ujian hidup ataupun bencana yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja dengan cara berlindung diri pada Allah dengan jalan senantiasa berdzikir pada-Nya. Wallahu a’lam bish showab.