Thursday, April 20, 2006

Liburan

Sudah sekian lama pengen ketemu sama keluarga Malang, akhirnya momentnya terjadi juga. Adekku Iis, tanggal 15 April kemarin wisuda. Menyelesaikan studi di Matematika Unibraw dalam waktu 4,5 tahun. Amazing, imho, karena saya membayangkan diri saya tidak mungkin bisa menyelesaikan studi di program studi Matematika secepat itu. Saya memang tidak benar-benar menyukai Matematika. Hehe, tidak pernah bisa.

Berangkat dari Jogja hari Jumat 14 April 2006, pas perayaan Good Friday kalau nggak salah. As usual, kita naik kereta dan perjalanan ini tambah menyenangkan karena ada istri. Suka duka di dalam kereta ditanggung bersama ya say. Hehe.

Nyampe Mojokerto jumat siang, dan setelah itu sholat dan take a bed rest sebentar. Tidak bisa lama-lama karena jam 5 sore-nya sudah berangkat lagi ke Malang. Nyampe di rumah ninik (baca: nenek)? Lega, dan pastinya capek. Lha jam 11 malem baru nyampe e. Udah gitu pake dag dig dug segala soalnya Lukman (adekku yang mbuncit) mau mencoba kepiawaannya di belakang kemudi. Anyway, seneng bisa salim sama tante Ita, abah Ji, dan ninik. Habis makan sebentar, langsung deh berbaring. Pengen lihat derby Milan sampe tuntas tapi karena mata ini sudah gak kuat lagi, akhirnya terpejam juga.

Seremoni wisuda, paginya, dimulai jam 8.45. Jam 7.30, wisudawan/wisudawati sudah diharuskan masuk ruangan. Hm.. siang banget! Kalo di GSP mah, jam setengah 7 tuh pasti sudah berlarian.Selama 3 jam menunggu, saya jalan-jalan dengan istri. Nggak jelas mau ke mana, pokoknya yang penting jalaaan aja. Pengen main ke tetangga sebelah sih (Malang Town Square), tapi karena istri pake kebaya, it was impossible. Hehe.

Masih panjang sih story-nya, tapi yang jelas vacation 3 hari kemarin benar-benar me-refresh otakku (yang selama ini isinya cuman UM melulu, hehe) dan berakhir menyenangkan. ;)

Thursday, April 13, 2006

Capability Maturity Model

Jadwal, biaya, fungsionalitas, dan kualitas produk secara umum tidak bisa diprediksi. Kinerja bergantung pada kemampuan masing-masing individu dan bervariasi sesuai dengan hard-skills, pengetahuan, dan motivasi tim. Kinerja hanya dapat diprediksi hanya oleh seseorang saja dan bukan karena kemampuan organisasi/perusahaan tersebut.

Jika Anda sudah membaca kalimat di atas dan mengangguk-anguk karena somehow statement ini sesuai dengan kondisi yang dialami organisasi/perusahaan Anda, maka selamat Anda berada di CMM level 1 – initial.

CMM, atau Capability Maturity Model, simply adalah sebuah framework yang menggambarkan aspek-aspek penting dari sebuah proses pengembangan perangkat lunak yang efektif. Efektif artinya, doing the right thing.

Apa benefitnya? Most likely adalah pengurangan biaya pengeluaran, penurunan waktu pengembangan, penurunan gangguan produk akhir dan meningkatnya kepercayaan konsumen. These are benefits that i am sure all of Indonesia’s software companies want them like hell!

Benefit ini berbanding lurus dengan tingkat kematangan sebuah industri perangkat lunak. Level kematangan dibagi menjadi 5, dan tiap level mempunyai key process area (baca: aspek2 penting).

Agak kurang pede memang kalo masih berada di CMM level 1. Saya bisa meyakinkan Anda bahwa jika sebuah organisasi berada di level ini, pasti banyak super hero di sana yang mengerjakan banyak hal dan jelas tidak terorganisir dengan baik. Maafkan saya karena mengatakan ini, tapi bagaimana? Memang benar bukan? :)

Ingin beranjak ke CMM level 2? Ayo-ayo! Kenapa nggak? Perhatikan saja beberapa aspek penting di level 2 ini:
  • Requirement Management
  • Software Project Planning
  • Software Project Tracking and Oversight
  • Software Subcontract Management
  • Software Quality Assurance
  • Software Configuration Management
Setiap key process di atas itu ada practices-nya masing-masing. Terlalu panjang kalau ditulis, namun 6 di atas sudah cukup sebagai awalan untuk memberi gambaran aspek-aspek mana yang harus dibenahi menuju CMM level 2.

Level 2 adalah repeatable, yang kurang lebih berarti proses perencanaan dan pemantauan proyek perangkat lunak itu wis stabil dan itu bisa diulangi untuk proyek-proyek selanjutnya. Ada kontrol efektif (manajemen proyek) dalam setiap aktivitas proyek based on rencana pengembangan yang realistis. Realistis itu misalnya gini: “kalau yang mengerjakan proyek Sistem Informasi Akademik cuman 2 orang, ya ndak mungkin 1 bulan selesai. Lha yang dulu aja butuh rata-rata 4 bulan.” Hehe.

Btw, kabar-kabarnya Indonesia akan membuat CMM versi Indonesia namanya Standar Kematangan Industri Perangkat Lunak Indonesia (KIPI) versi 1.0. KIPI didaulat akan menjadi CMM yang sudah disesuaikan dengan karakteristik industri perangkat lunak di Indonesia. Seperti apa sih? Lets wait and see lah! ;)

10 Kesalahan Manajer dan Bagaimana Menghindarinya

Berikut ini adalah 10 kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh manajer, serta bagaimana kita bisa menghindarinya.

10--Tidak mempercayai karyawan. Jika anda terus-menerus tidak mempercayai karyawan, anda hanya benar sebanyak 3% saja. Namun jika anda selalu mempercayai karyawan anda, sampai terbukti bahwa anda keliru, maka anda menghabiskan waktu anda sebanyak 97% untuk melakukan hal yang benar. Maka mengapa kita tidak melakukan hal yang benar saja? Mempercayai karyawan akan memberikan hasil yang luar biasa positif bagi organisasi anda.

9--Menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor. Dalam sebuah seminar, saya bertanya pada para manager: berapa di antara anda yang tak mempunyai masalah? Tentu saja, tak ada yang mengangkat tangan. Kemudian saya bertanya lagi: kepada siapa anda mencari jawaban? Jika anda menjawab: kepada customer dan karyawan, anda benar. Maka, mengapa anda lebih banyak menghabiskan waktu di kantor anda sendiri? Anda takkan mendapatkan jawaban apa-apa jika anda berdiam di kantor anda. Untuk mendapatkan jawaban atas persoalan, anda harus menghabiskan waktu setidaknya 66% untuk mempraktekkan management by walking around.

8--Memuaskan customer.
Jika anda berusaha memuaskan customer, anda akan segera terlempar dari bisnis anda. Mengapa? Karena hanya dengan melampaui harapan customerlah, customer akan mengingat anda dan perusahaan. Jika tidak, mereka akan melupakan anda dan tidak akan mempertimbangkan anda lagi. Mereka akan memilih produsen lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

7--Mencari-cari kesalahan karyawan.
Mungkin anda akan protes, bukankah ini adalah tugas manager? Memang benar, tapi jika anda berasal dari generasi tua manajemen, dan jika anda ingin merusak efektivitas anda sendiri. Alasannya: anda sebagai manajer semestinyatahu bahwa harapan-harapan anda baru akan tercapai dalam jangka waktu panjang. Jika anda ingin menyuntikkan energi tinggi dalam organisasi, semestinya anda memusatkan energi anda untuk memergoki karyawan melakukan hal yang benar. Maka, anda melakukan manajemen dengan penghargaan, bukan dengan perkecualian.

6--Menghabiskan banyak waktu dengan si biang kerok.
Coba perhatikan agenda anda selama beberapa hari ini. Jika anda menghabiskanwaktu dengan si biang kerok perusahaan lebih dari 5% waktu anda, maka anda menyia-nyiakan waktu. Anda mendapatkan apa yang anda perhatikan. Jika anda hanya memperhatikan si biang kerok, anda akan mendapatkan biang kerok. Jika anda menghendaki kinerja perusahaan yang tinggi dan positif, anda harus menghabiskan sebagian besar waktu anda dengan orang-orang yang mampu mewujudkan hal tersebut.

5--Tidak banyak melakukan pelatihan dan pengembangan SDM.
Riset mengatakan bahwa perusahaan yang berkinerja tinggi justru mengalokasikan investasi mereka sebanyak 5-5% untuk pengembangan sumber daya manusianya, melalui pendidikan dan pelatihan. Sebenarnya tidak ada halyang ajaib dalam hal ini. Jika anda ingin perusahaan anda berjalan lebih baik, anda harus memiliki karyawan yang lebih baik pula.

4--Menumpuk-numpuk kekuasaan.
Jika anda ingin meningkatkan kekuasaan anda, anda justru harus menguasai seni membagi-bagikannya. Jika anda tidak berkenan membagikan kekuasaan, anda tidak memberi kesempatan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Artikel di Wall Street Journal tahun 1997, menunjukkan bahwa 30% karyawan merasa bahwa minat mereka diabaikan oleh manajer yang berkuasa mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka. Angka ini melonjak dibanding tahun 1996, sebesar 25%. Ingat-ingatlah selalu untuk menekan pengambilan keputusan hingga ke level yang paling bawah.

3--Downsizing.
Kebanyakan manajer menyukai downsizing, alias penciutan organisasi. Mengapa, karena tampaknya inilah cara paling cepat untuk menaikkan laba perusahaan. Dengan demikian, manajer akan mendapatkan bonus lebih bsar. Aha! Melakukan penciutan untuk mendapatkan bonus? Riset menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, perusahaan yang melakukan downsizing justru lebih tidak profitable. Study selama tujuh tahun yang dilakukan oleh Universitas Colorado membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan downsizing bisa melipatgandakan pendapatan selama 3 tahun. Tetapi, perusahaan sejenis yang tidak melakukan downsizing justru meng-empat lipat gandakan pendapatan mereka dalam periode yang sama. Intinya: perusahaan anda meraih competitive advantage melalui orang, bukan dengan mengusir mereka dari organisasi.

2--Membuat kerja tampak berat.
Apakah anda suka bersenang-senang? Tentu saja! Jadi, mengapa banyak manajeryang menjadikan pekerjaan sedemikian berat dan menyakitkan untuk dikerjakan. Lihat saja survey yang mengatakan bahwa 25% karyawan Amerika Serikat membenci pekerjaan mereka, 56% dengan terpaksa menerima pekerjaan mereka, dan hanya 19% yang mencintainya. Anda akan mencapai kinerja yang luar biasa melalui orang-orang yang biasa saja hanya dengan menjadikan pekerjaan tampak menyenangkan.

1--Memberi reward yang sama kepada setiap orang.
Kebodohan nomor satu yang dilakukan manajer adalah memberikan reward yang sama kepada setiap orang. Hal ini melanggar prinsip terutama dari manajemen: reward harus sesuai dengan kinerja. Jika anda melakukan prinsip ini, anda punya peluang untuk membentuk perusahaan sebagaimana yang anda inginkan. Maka, lihat lagi bagaimana rewarding system anda, lalu pastikan bahwa anggota team yang paling positif, energetik dan berkinerja tinggilah yangmendapatkan reward dan penghargaan yang paling baik dan paling tulus, dibanding sang biang kerok perusahaan anda.

Itulah 10 kesalahan dan kebodohan yang harus dihindari jika anda ingin membangun organisasi yang lebih produktif dan positif.

(Disadur dari: Wolf J. Rinke, PhD, CSP,
Top 10 Stupidest Mistakes ManagersMake and How to Avoid Them)

Wednesday, April 05, 2006

Spionnya dipasang donk!

Saya tadi berkendara dari rumah menuju kantor, and as always, selalu saja menemui kejutan-kejutan. Seorang pengendara motor dengan santainya meluncur di tengah badan jalan padahal larinya cumin 30 km/jam. Kemudian beberapa pengendara yang menyeberang dari arah kanan untuk berusaha bergabung dengan arus dari kiri, hampir-hampir tidak pernah melihat spion kiri untuk memastikan apakah actionnya itu safe atau tidak. Oh ya, saya lupa kalo kebanyakan pengendara motor tidak tahu fungsi spion kiri, so atas nama ‘biar motor keren’ spion kirinya dilepas. Kadang-kadang spion kanan juga dilepas. Haha, kalau ditanya: “Lho kok gitu sih mas, kenapa dicopot?” Jawabannya mungkin: “Ah, kan bisa menoleh.”. Poor him/her. :(

Trus ketika menyeberang jalan, atau melakukan
turning, langsung aja nyelonong tanpa memberitahu pengguna jalan di belakangnya bahwa dia akan berbelok. Oh God, itu bisa membuat pengendara lainnya celaka, atau bahkan dirinya juga ikut celaka. Heran, lha wong tinggal menghidupkan lampu belok aja kok susah!

Itu gambaran riil lho. Rakyat kita belum sepenuhnya peduli dengan lingkungan mereka. Maka jangan salah jika pemerintah juga seperti itu. Kenapa? Karena lakunya pejabat kita itu sebenarnya cerminan dari keadaan rakyatnya. So, buat apa sibuk mencaci maki pemerintah dengan segala kebijakannya yang kita benci? Mendingan kita sibuk untuk selalu memperbaiki diri dan memberikan kontribusi untuk kebaikan lingkungan sekitar kita. Wis, itu aja. Enough!