Monday, May 30, 2005

Mempertanyakan keyakinan!

Anda yakin Tuhan itu Esa? Atau..Anda yakin Tuhan itu Ada?
Keyakinan kita terhadap eksistensi Tuhan, dan keber-agama-an kita pada akhirnya, seringkali didapatkan dari nasab. Keturunan. "Orang tua saya muslim. Makanya saya juga muslim.," ujar seorang kawan. Keyakinan bahwa Tuhan itu Esa, datang dari perasaan yang bersumber dari ketertundukan mutlak Anda pada keyakinan yang Anda miliki. Masih ada yang kurang, yaitu mengimani eksistensi-Nya dengan akal Anda.

Kenapa Tuhan itu harus Esa? Benturkanlah dengan akal Anda, karena itu adalah pemberian-Nya. Kalau tuhan itu ada 5, ya bisa carut marut alam semesta ini. Semua mengaku tuhan. Wah, akal kita pasti bicara: "Hm..pasti ada konflik tuh. Bisa jadi ada perpecahan antara 5 tuhan itu. Masa tuhan bertengkar? " Atau..Tuhan itu memang 5 wujudnya tapi tetep 1 dan atau sebaliknya. Kita yang berakal juga harusnya bingung, "Hah? tuhan berkepribadian ganda? Sesekali jadi tuhan 1, lain hari jadi tuhan 2, dst. Ah, kok gitu sih? tuhan gak konsisten".

Saturday, May 28, 2005

Apakah Anda Layak?!!

What is a team? Simply to say, menurut Pressman, tim adalah sesuatu yang keseluruhannya lebih besar dari jumlahan komponen/bagiannya. Sinergi..yap, itu adalah kata yang sepadan. Sinergi, selalu mengedepankan tujuan tim, dan otomatis menjaga dan selalu mendukung tim.

Sekarang aku tanya, di manapun Anda berada..apapun peran Anda.. apakah Anda sudah layak sebagai seorang anggota tim? Sudahlah, nggak usah bermimpi jadi leader (Masyaallah, leader itu tanggung jawabnya berat nanti ketika hisab).

Apakah Anda layak? Jika belum, ayolah kita usahakan. Alih2 membela diri sendiri (meskipun saya yakin argumen Anda benar), mari kita support temen kita dalam tim dan mencapai sinergi. Shall we?

Friday, May 27, 2005

Produk..atau Solusi sih?

Kalo produk, ya barangnya sudah jadi. Handphone contohnya. Siemens A25, Nokia seri 3, de el el..Seorang kawan nawarin kamu untuk beli Siemens A25, katanya muraaaah banget. Apakah kamu lantas beli? Tergantung, kamu cocok gak dengan fitur2nya? Jangan2 kamu nyari handset yang dilengkapi GigiBiru, atau kamera. Ya jelas gak ada. Kamu pasti nolak dong, meskipun harganya dimiringin (padahal udah miring!). Kamu akan lebih memilih T610-nya Sony Ericsson (misalnya). Spesifikasinya (produk itu) sudah fix, ya kayak gitu itu. Tinggal kamu.. butuh atau gak. Keterbatasan fitur yang ada dalam sebuah kemasan produk, akhirnya membuat konsumen memilih produk mana yang cocok untuk kebutuhan dia/organisasinya. Hal ini berlaku sama untuk segala hal, termasuk software.

Ingin sukses untuk jualan produk software? hm..menurut aku sih, pastikan dulu bahwa proses bisnis yang diadopsi di dalamnya sudah seragam. Seragam alias gak mungkin ganti2. Core business process-nya memang sudah distandarkan, dan (mungkin) sampe kiamat pun akan tetep kayak gitu. Kalo ada tambahan2 fitur di dalamnya, itu added value dan merupakan pembeda dengan kompetitor. Gak masalah.

Kalo solusi, barangnya boleh ada atau boleh gak ada. Yang jelas, barang akan menyesuaikan keinginan penggunanya. Kalo kebetulan punya sesuatu yang mirip, bagus itu..asallllllll..bisa di-custom dengan cepet!! Asallll...sesuatu itu adalah hal yang generik, atau yang sangat customizable, alias fleksible!! Kalo beda, ya sama aja. Kamu akan buat lagi baru sesuai dengan permintaan (karena kamu menawarkan solusi).

Pressman, di buku Soft. Eng. edisi ke-4 dia, bilang kalo sebenarnya semua hal yang dihasilkan dari sebuah proses rekayasa (software) adalah produk. Nah loh, bingung aku jadinya. Terminologi produk yang aku maksudkan di atas, berarti apa dong seharusnya? Hm..Mtw.!

Anyway, orientasi pada produk (istilahku lho, bukan Pressman) nantinya akan mengarahkan sebuah organisasi (profit) pada level mass production. Manufacturing.

Question, apakah ini yang akan kita bidik? Apakah ini pola bisnis yang kita tetapkan?

Monday, May 23, 2005

6 jam di Pasundan

Dengan santainya naik becak, ditemenin yayank dan sedikit obrolan dengan tukang becak, kita berdua menuju stasiun. Nyantai banget, sampe akhirnya kena amukan mamak (as usual) soalnya kereta nyaris mo datang. Tumben banget pasundan datang tepat waktu. Perumka lagi mood sepertinya. Hehe.

Eh lagu lama, tetep aja ternyata gak tepat waktu. Pasundan telat 10 menit, dan aku gak peduli soal itu. Aku pernah mengalami yang lebih parah soalnya. Anyway, akhirnya aku dan Astri dapet tempat duduk di gerbong nomor 4 (Cara ngitungnya gampang. Gerbong yang paling belakang, dialah gerbong nomor 1). Alhamdulillah. Kereta api memang biasanya rame kalo hari minggu, tapi syukurlah kita masih dapat tempat duduk.

Tempat duduk kita menghadap ke timur, dan 1 tempat duduk muat untuk 2 orang. Di depan kita ada 2 orang cowok: seorang tua, dan seorang baya. Gak banyak pembicaraan yang terjadi antara aku dan mereka. Mereka newbie soal perjalanan ini. Baru 2 kali naik kereta, katanya. Kaget, ternyata di dalam kereta tuh begitu hebohnya. :D

Pasundan, dan setiap kereta ekonomi lainnya, pasti meriah. Pasti heboh! Kamuu, akan selalu dihibur dan disapa. Hampir selalu sepanjang perjalanan, orang jualan, orang minta2, dan pengamen, pasti menyapa. Mereka akan memaksa bila gak diberi receh. Well, jelas ini salah satu pengalaman menarik untuk mengasah proaktifitas. Bagaimana untuk selalu menolak halus dan tersenyum pada mereka yang maksa minta receh? Gimana untuk selalu tenang meski dicolek dan mendengar teriakan2? Anda gak akan dapetin ini di kereta eksekutif atau semacamnya. I bet you won't. :)

Gak kerasa, Pasundan sudah melewati Janti fly over. Lempuyangan jelas sudah deket. Kita berdua prepare, dan tentunya mengamankan beberapa barang berharga supaya tidak berpotensi dicopet (pengalaman ini juga gak akan bisa didapetin di kereta eksekutif. Hahaha). Astri sepertinya sudah homesick banget, dan udah cukup lemes.

Lega rasanya kaki ini menyentuh lantai stasiun Lempuyangan. Kita langsung meluncur ke rumah, dan mengistirahatkan tubuh. Pfuh..menyenangkan. Kenapa? karena semuanya memang menyenangkan, dan lebih karena aku mengalaminya dengan seseorang yang aku sayangi. :)

Thursday, May 19, 2005

The Reality Awaiting Us in the Hereafter

The only source where we can learn the facts about life in this world and belief in the afterlife is the Qur'an, sent down as a guide for human beings and the teachings (Sunnah) of the Prophet (may God bless him and grant him peace).

God says in the Qur'an that life in this world is a temporary testing period for everyone, and that the afterlife is our eternal homeland. Everyone will have a reward in Paradise or Hell for all the deeds he has done over the lifetime he has spent in this world.

God reveals this truth in these words (Qur'an, 6: 32):
"The life of this world is nothing but a game and a diversion. The hereafter is better for those who do their duty. So will you not use your intellect?"

"The life of this world is nothing but a game and a diversion. The abode of hereafter-that is truly Life. " (Qur'an, 29:64).

Tuesday, May 17, 2005

Manusia mana yang tidak berubah?

Manusia selalu berubah.
Dan karena aku adalah seorang manusia,
Maka akupun berubah.
Tapi bagaimanapun,
Aku sempat marah dengan seseorang karena perubahanku ini.

Karena dia, aku menjadi lemah.
Karena dia, aku harus kehilangan waktu untuk diriku.
Karena dia, aku tidak bisa berbuat semauku.
Karena dia, terkadang akalku terganti oleh hati.
Karena dia, aku jatuh cinta.

Cinta membuat hariku jadi menyenangkan.
Cinta membuatku menikmati setiap detik dalam hidupku.
Cinta membersamaiku dalam setiap langkahku.
Dan cintalah yang menghilangkan rasa marahku pada orang itu.

Aku ingin, cinta ini diridhoi oleh Yang Maha Cinta.
Aku ingin, cinta ini mendekatkanku pada Yang Maha Cinta.
Aku tidak ingin cintaku pada dia mengotori cintaku pada Yang Maha Cinta.

Tahukah kau, bahwa orang yang berbuat itu adalah..Kau.


Yup, aku tahu. Jangan heran gitu dong, yang bikin emang bukan aku. Hehe.
Seseorang yang spesial menulis puisi ini. Aku bersyukur pada Allah karena telah menghadirkan dia di kehidupan aku.

13 Jan 05 at 10 pm :
"Kadang terasa gimana gitu, kalo inget dirimu. Aneh, menyadari bahwa ada seseorang yang begitu berarti buatku, tetapi bukan keluargaku. Seseorang yang dulunya jauh dariku.. "

Sunday, May 15, 2005

The Last Reunion

Gambar ini diambil sekitar 1 tahun yang lalu, dan momentnya adalah syukuran wisudanya Ayu. Nggak banyak yang datang. Ada mas babun, mas bebek, mas faisal juga (kl gak salah). Dan beberapa 99-ers sudah pada 'hengkang' dari Jogja, dan inilah sisanya. Hehe.



Dari kiri: Joyo (masih di jogja sepertinya), Toni (wearing red sweater. Cool guy!), Bayu (still busy with your project?), 'si gila' Yoni, Anjar (he's a nice guy), Miss Ayu (our host), Krishna 'the business man-like', Edi 'smile' (the way he smiling is always encouraging and he's always do that), Andi (behind Edi. A bit shy), and the last is me (aku manis ya kl lagi merem? :p). Hm..Wana kok gak ada ya? Adit dan hari juga gak keliatan. :D

Anyway, aku inget waktu itu, aku kekenyangan karena kebanyakan makan kacang rebus. Ya begitulah, aku sedang dalam masa pertumbuhan kala itu. Kita baru pulang jam 11-an. It was really a nice moment. I am wondering, kapan ya guys kita akan bisa kumpul2 lagi?

Latest news, Inda dan Tris sudah kembali ke kampung halaman, dan Barid bentar lagi akan berkeluarga. Hm..banyak yang belum kusebut, tapi yang jelas, aku kangen kalian semua. :